ACEH

Dosen AKN Aceh Barat dan UTU Latih Petani Gunakan Alat Tanam Padi: Dorong Swasembada Pangan Berbasis Syariah

LIMANEWS.ID, Meulaboh – Dalam rangka penguatan ekonomi petani dan upaya mencapai swasembada pangan yang adil dan efisien, tim dosen dari Akademi Komunitas Negeri (AKN) Aceh Barat dan Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Penggunaan Alat Tanam Padi bagi Petani di Woyla Barat untuk Mewujudkan Swasembada Pangan Berbasis Prinsip Ekonomi Islam” pada Kamis, 24 Juli 2025, di Dayah Misbahussalam, Mon Pasong, Kecamatan Woyla Barat, Kabupaten Aceh Barat, Rabu 24 Juli 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Ditjen Riset dan Pengembangan DPPM, dengan nomor kontrak: 001/C3/DT.05.00/PM/2025. Kegiatan ini menggandeng Kelompok Tani Berkah Bersama sebagai mitra, yang selama ini menghadapi tantangan besar dalam mekanisasi pertanian dan akses terhadap alat tanam padi yang efisien.

Ketua pelaksana kegiatan, Luthfi, M.Pd dari AKN Aceh Barat, menyampaikan bahwa penggunaan rice transplanter atau alat tanam padi semi otomatis merupakan yang pertama kali diaplikasikan di wilayah Aceh Barat. “Kami harap alat ini tidak hanya mempercepat proses tanam, tapi juga memberi waktu lebih luang bagi petani untuk menuntut ilmu di majelis-majelis taklim. Ini adalah implementasi nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, materi pelatihan disampaikan oleh Lilis Marlina, SE., M.Si dari UTU yang menguraikan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam mendukung swasembada pangan dan keadilan distribusi sumber daya. Beberapa prinsip yang dijelaskan di antaranya: negara wajib menjamin kebutuhan dasar rakyat, tanah sebagai amanah Allah harus dimanfaatkan dengan adil, larangan menimbun dan memainkan harga, serta keharusan negara mendukung penuh petani, menyediakan cadangan pangan nasional, dan menerapkan sistem keuangan syariah.

Ketua Kelompok Tani Berkah Bersama, Hikmatul Halawah, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada tim pengabdi karena telah memilih Mon Pasong sebagai lokasi kegiatan. “Tentu ini bermanfaat bagi para petani, khususnya masyarakat Mon Pasong dan kelompok tani Berkah Bersama. Dengan alat tanam padi ini, proses penanaman jadi jauh lebih cepat. Para petani bisa mengurangi biaya produksi dan memiliki waktu lebih luang untuk menuntut ilmu,” ucapnya penuh antusias.

Kegiatan dilanjutkan dengan acara penjelasan teknis dan praktik langsung penggunaan alat tanam padi tepat guna, berbasis sistem jajar legowo (Jarwo) dengan jarak tanam 20 cm x 4 baris. Proses pelatihan ini difasilitasi oleh tiga instruktur lapangan berpengalaman, yakni Apriani, SP, Lori Ledhia, SP, dan Saprida, SP.

Salah satu peserta pelatihan, Maya, menyampaikan kesannya usai mengikuti praktik penggunaan alat. “Kami sangat berterima kasih atas ilmu dan kesempatan ini. Alat tanam padi ini sangat membantu dalam menanam. Jika tanam manual hanya bisa 4 baris, maka dengan alat ini bisa langsung 24 baris. Ini sangat hemat waktu dan tenaga,” ungkapnya.

Program ini diharapkan tidak hanya memberi solusi atas lambatnya proses tanam dan tingginya biaya produksi, tapi juga menjadi titik awal pemberdayaan petani berbasis nilai-nilai Islam, teknologi tepat guna, dan penguatan manajemen usaha tani secara berkelanjutan. []

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.