ACEH

Aceh Carong Macet, Mahasiswa Bener Meriah Terpaksa Bertahan dengan Utang

Karikatur menggambarkan keresahan mahasiswa asal Bener Meriah di Banda Aceh yang bertahan hidup dengan berutang karena program Aceh Carong belum cair sejak Agustus 2025

LIMANEWS.ID, Redelong – Macetnya program Aceh Carong membuat sejumlah orang tua mahasiswa asal Bener Meriah kelimpungan. Bantuan biaya hidup sebesar Rp2 juta per bulan yang dijanjikan Pemerintah Aceh untuk mahasiswa berprestasi tak kunjung cair sejak Agustus 2025.

Akibatnya, para mahasiswa di Banda Aceh terpaksa bertahan hidup dengan berutang, sementara orang tua mereka di kampung ikut menanggung beban.

“Sudah tiga bulan belum ada kabar. Anak saya di Banda Aceh sekarang hidup pas-pasan, bahkan sampai berutang untuk makan,” tutur Ita (40), warga Kecamatan Bukit, Bener Meriah, dengan nada getir.

“Kami sudah berulang kali mencoba menghubungi dinas di Banda Aceh, tapi katanya masih menunggu tanda tangan pimpinan.”

Ita adalah salah satu dari puluhan orang tua mahasiswa yang cemas karena program Aceh Carong macet.

Ia menuturkan, sejak Agustus, dana bantuan yang seharusnya rutin masuk setiap bulan tidak pernah diterima oleh anaknya, mahasiswi semester satu di salah satu universitas negeri di Banda Aceh

Janji yang Belum Terealisasi
Program Aceh Carong diluncurkan Pemerintah Aceh untuk membantu mahasiswa asal daerah berprestasi agar dapat menempuh pendidikan tanpa terkendala ekonomi.

Setiap penerima dijanjikan mendapatkan Rp2 juta per bulan, cukup untuk menutupi biaya kos, makan, transportasi, dan kebutuhan kuliah lainnya.

Namun sudah tiga bulan , pencairan dana macet total tanpa kejelasan. Kondisi ini membuat mahasiswa asal daerah, terutama dari kabupaten seperti Bener Meriah, harus mencari cara untuk bertahan.

“Awalnya kami pikir hanya terlambat sebentar, tapi ternyata tidak ada kabar sama sekali. Sekarang kami harus mengutang. Kalau tidak minjam, anak kami tidak bisa makan,” ujar nya.

Bertahan di Tengah Tekanan
Sementara itus salah seorang mahasiswi asal Bener Meriah mengaku sangat bergantung kepada dana Aceh carong yang hingga saat ini tak kunjung di bayarkan.

” Saya melanjutkan kulyah karena lulus Program Aceh Carong dan sebelumnya tidak berencana kulyah karena keterbatasan biaya” ujarnya

Menurutnya, beberapa mahasiswa penerima Aceh Carong lainnya mengalami nasib serupa. “Kalau dana ini tidak segera cair, mungkin beberapa teman akan berhenti kuliah sementara,” jelasnya

Orang Tua Turut Menanggung Beban
Di kampung halaman, orang tua mahasiswa berjuang menutup kebutuhan anak mereka dengan cara apapun. Sebagian harus berutang ke tetangga, sebagian lagi menjual hasil kebun yang belum panen.

“Kami sudah pinjam ke sana-sini untuk kirim uang ke anak. Tapi kami tidak tahu sampai kapan bisa bertahan begini,” ucap Ismail.

Ia juga mengaku khawatir setelah mendengar kabar miring tentang dugaan penyimpangan dana Aceh Carong.

“Kalau benar ada yang main-main dengan dana pendidikan, itu dosa besar. Ini uang masa depan anak-anak,” katanya dengan nada tegas.

Menanti Kepastian
Hingga kini, pihak Pemerintah Aceh maupun pengelola program Aceh Carong belum memberikan penjelasan resmi mengenai keterlambatan pencairan dana tersebut. Padahal, para mahasiswa sudah berkali-kali menanyakan ke pihak kampus maupun dinas terkait tanpa hasil.

Program yang awalnya menjadi kebanggaan dan harapan bagi mahasiswa berprestasi kini berubah menjadi beban dan ketidakpastian.

“Kami hanya ingin pemerintah menepati janji. Bantuan itu hak kami, bukan hadiah,” ujar salah seorang mahasiswi menutup percakapan.

Tiga bulan sudah berlalu tanpa kepastian. Namun, seperti kata ayahnya di kampung, harapan tak boleh padam. Mereka percaya, di balik macetnya birokrasi, masih ada jalan bagi generasi muda Aceh untuk terus melangkah, meski dengan utang dan kesabaran yang menipis.(wen)

Sumber : rakyatgayo.com

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.